Rabu, 13 Juli 2011

Pupus

PUPUS


                “Terimaksih,Bunga Mawar.” Ucap sang Lebah kepada Bunga Mawar “Serbuk sarimu, kamu, adalah energi kehidupanku”.

                “Dalam hidupku, milikku adalah milikmu,Wahai Lebah.”

                Mataharipun berseri melihat drama kehidupan mereka, sang Lebah kembali dengan gemerisik keempat sayapnya. Di langit-langit. Tampak Mikail tetap meniupkan angin seperti biasanya, menemani sang Bunga Mawar dengan usahanya untuk tidak berpaling melihat kepergian sang Lebah.

                Entah mengapa, Bunga Mawar tidak pernah berpikir mengapa ia begitu peduli kepada Sang Lebah, ia begitu mnyayanginya,menyukainya,megasihi, atau bahkan….. Mencintai? Ia tidak pernah memikirkannya.

                Malam begitu sayu, Bulan menghadirkan sinar merahnya saat itu. Sungguh aneh, jika bulan saja bisa mengubah sinar birunya menjadi merah menyala, mengapa para bintang-bintang tidak melakukan apa yang bulan lakukan? Tidak, bahkan mereka tidak memikirkannya.

                “Mengapa kau melakukannya?”

                Dengan sepintas Bunga Mawar mendengar Tanya itu. Ia menengok ke segala arah, percuma. Tengokannya itu sama sekali tak terjawab percis seperti Tanya yang dihantarkan oleh angin kepadanya. Tetapi, sesaat ketika ia hendak melihat mahkotanya. Burung merpati muncul dengan wajah penuh Tanya dihadapannya.

                “Mengapa kau melakukannya,Bunga Mawar?” Tanya Merpati padanya “kau begitu sangat peduli kepada Lebah itu! Ya ! Kau mencintainya,bunga mawar! Kau mencintai Lebah itu! Ingat ! Kau adalah Bunga Mawar, sedangkan dia itu adalah seekor Lebah!! Alam akan marah jika melihat apa yang telah kau lakukan!”

                Waktu seakan berhenti, Bunga mawar seakan berhenti, ia bagaikan tertikam saat itu.
Kau adalah Bunga Mawar, sedangkan dia itu adalah seekor Lebah!!
 Kau adalah Bunga Mawar, sedangkan dia itu adalah seekor Lebah!!
Beribukali kalimat itu terulang di benaknya. Ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

                Pyus~ pyus~ Sang waktu menggerakan angin.
                Chik~ chik~ Sang waktu menggerakan dedaunan.
                Cuit~ Cuit~ Para burung mengandalikan aktu.
Pyus~ pyus~ Chik~ chik~ Cuit~ Cuit. sadar tak sadar, bermunculan berbagai nada alam yang padi akhirnya telah membentuk suatu harmoni. Semua menjadi satu. Tak ada yang tahu apakah alam sedang menciptakan suatu keindahan? Atau bahkan sebaliknya, kehancuran? Bunga Mawar tersenyum. Para merpati pun mulai berkumpul dan bernyanyi.:

                            Mekar Merah, Mekar Merah
                            Begitu anggunya
                                                 Hitam-kuning, Hitam-kuning
                                                Begitu Angkuhnya
             ♪♫       Hukum Alam, Hukum Alam
                           Tetaplah hukum Alam
                                              Mekar Merah, Hitam kuning
                                             Ingatlah Hukum Alam !  ♪♫

                Begitu Indah, nyanyian mereka menghipnotis seluruh mekanisme alam saat itu. Menggelengkan kepala, tersenyum, hanya itulah ungkapan yang bisa tercurah untuk keindahan Hermoni itu,
                Tetapi, keadaan tiba-tiba berubah drastis, bunga mawar tak lagi tersenyum. Melihat perubahan sikap Bunga Mawar itu. Harmoni pun berhenti. Dengan cepatnya, berhamburlah para Merpati itu ke berbaga arah.
               
                “Hei, Para Burung Merpati !Tunggu, apa sebenarya maksud kalian ……” Terlambat, Tanya Bunga Mawar itu hanyalah akan terjawab oleh angin. Berbeda dengan Bunga Mawar, Para Merpati sangatlah mengerti dengan apa yang terjadi. “Aku tidak mengerti, sama sekali tidak.” Gumam Bunga mawar “Tidak. Mungkin hanya satu yang kumengerti.” Suaranya makin mengecil “aku adalah Bunga Mawar, sedangkan dia, seseorang yang sangat kucintai itu adalah seekor Lebah” Hening “ Lalu mengapa?” sekujur wajah sang Bunga Mawar dipenuhi Air mata.

               

               


               
               

1 komentar:

  1. Ah.. dikau.. kukira bakal ada scene manusianya.. haha
    wuih.. bagus ya,pendek tapi ngena gitu..
    keren,, keren,, lanjutkan.. :D

    BalasHapus